ND_Menyikapi adanya pandemi Covid-19 di wilayah Indonesia sejak awal tahun 2020 yang lalu, maka beberapa penulis yang merupakan Dosen dari beberapa Perguruan Tinggi menguraikan perspektif mengenai Pendidikan Tinggi sebelum, selama dan pasca pandemi secara praktis. Tulisan mereka dituangkan dalam Book Chapter berjudul: PENDIDIKAN & KONTEKSTUALISASI MERDEKA BELAJAR (SEBELUM, SELAMA DAN PASCA PANDEMI). Buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Guna Widya Paramesthi (YAGUWIPA) Denpasar, Bali. Buku dengan Nomor ISBN: 978-623-935-3-9 merupakan salah satu karya para dosen yang menarik untuk disimak karena ditulis dari berbagai perspektif oleh para penulisnya.
Cover Book Chapter: Pendidikan dan Kontekstualisasi Merdeka Belajar
Yulianto Tell dalam tulisannya Pendidikan Tinggi dan Perkuliahan mengemukakan bahwa dalam ketidakpastian waktu berakhirnya Covid-19, dunia Pendidikan Tinggi sudah harus menunjukkan geliat aktivitas perkuliahan daring. Perangkat pembelajaran daring harus dipersiapkan lebih baik dari semester sebelumnya.
I Gusti Bagus Rai Utama menguraikan tentang strategi recovery pariwisata Bali melalui model Bisnis to Bisnis (B2B) antara Provider Sistem Virtual Tourism dengan para penyedia layanan pariwisata. Strategi tersebut diangkat dalam tulisan berjudul Model Virtual Tourism Sebagai Strategi Recovery Pariwisata Bali New Normal.
Tulisan berjudul Etnopedagogi: Tinjauan Aktualisasi Merdeka Belajar dalam Konstruksi Sikap Sosial, karya Putu Sabda Jayendra mengulas tentang implementasi dari pembelajaran konstruktivistik melalui aktualisasi Etnopedagogi dengan sendirinya akan mengurangi berbagai potensi konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Perguruan Tinggi “Pelopor” Lingkungan yang Bersih dan Sehat merupakan karya dari Arman Rifat Lette yang menekankan pentingnya kehadiran Perguruan Tinggi untuk memberikan dampak nyata dalam upaya menyikapi berbagai permasalahan lingkungan.
Adaptasi kuantitas bumbu dapur dan bahan makanan menjadi penting untuk diperhatikan agar semua orang dapat menikmati makanan tradisional Indonesia yang diolah khususnya di industri kuliner pada daerah tujuan wisata. Demikian inti sari dari tulisan berjudul Adaptasi Bumbu Dasar Makanan Tradisional Indonesia pada Industri Wisata Kuliner, karya I Nyoman Tri Sutaguna.
Karya Ni Made Dwi Mara Widyani Nayaka dengan judul Revolusi Pendidikan Tinggi Akibat Pandemi Covid-19 menekankan pada penerapan Pembelajaran jarak Jauh (PJJ) secara daring sebagai proses adaptasi untuk tatanan baru (new normal) Pendidikan tinggi dimulai. Dalam konteks ini, Dosen dapat mengajar dari rumah dan mahasiswa dapat belajar dari rumah.
Menurut Melkias Dikson bahwa keberlanjutan pemberian pengetahuan kepada mahasiswa harus tetap berjalan walaupun dalam keadaan pandemi Covid-19. Hal ini dituangkan dalam tulisan berjudul Pendidikan Tinggi dan Perkuliahan di kampus. Dalam tulisan tersebut juga diungkapkan bahwa adaptasi kebiasaan baru akan menjadi salah satu sejarah manusia yang akan dicatat, dikenang oleh siapapun serta menjadi warisan pengetahuan yang akan dipelajari sejak saat ini dan berlanjut pada masa yang akan datang.
Proses pembelajaran Blended Learning dapat diterapkan pada salah satu mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat terkhusus pada materi terkait bantuan hidup dasar yakni bagaimana proses dan cara perawat melakukan tindakan di awal dan selanjutnya untuk menyelamatkan nyawa pasien, salah satunya melalui tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Hal tersebut diutarakan dalam tulisan berjudul Blended Learning Sebagai Salah Satu Literasi dalam Pembelajaran Keperawatan di Era New Normal Menuju Implementasi Merdeka Belajar.
I Gede Andika memaparkan bahwa pelibatan indera dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk fokus dan menikmati proses pembelajaran. Demikianlah yang terungkap dalam tulisan berjudul Pembelajaran Online. Pembelajaran online dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan seperti peserta didik sedang mengakses instagram dan youtube. Kunci dari menjaga fokus peserta didik yakni memanjakan indera yang aktif selama pembelajaran.
Pembelajaran sastra sangat baik untuk pembelajaran karakter. Melalui apresiasi sastra, peserta didik dapat belajar dengan santai tapi serius, dapat terhibur serta bermanfaat secara rohani. Tulisan dari Ni Nyoman Karmini diberi judul Perkuat Karakter Diri dengan Membaca Sastra di Rumah.
Penerapan Konsep Belajar Melalui Pengalaman dengan Metode Permainan. Tulisan dari I Gde Dhika Widarnandana menegaskan bahwa pendidik dapat juga memberikan tantangan permainan disertai kasus-kasus dalam proses pembelajaran untuk beberapa topik selain menggunakan ice breaking. Respons terhadap peningkatan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik akan memberikan pengalaman tersendiri bagi siswa siswi sehingga mereka bisa belajar secara langsung dari permainan yang ditampilkan.
Salah satu dampak positif dari pandemi Covid-19 yakni para Dosen dipaksa untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Hal tersebut terungkap melalui tulisan berjudul Covid-19, Tantangan dan Peluang, karya Pande Agus Adiwijaya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa berbagai media dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi para mahasiswa tetap dapat belajar tanpa mengurangi esensi dari perkuliahan dimaksud. Untuk itu para Dosen dapat berinovasi dengan memanfaatkan media sosial seperti Youtube, Facebook, Whatsapp, bahkan Tiktok untuk menunjang proses pembelajaran dimaksud.
Khirjan Nahdi, penulis dengan karya berjudul Perguruan Tinggi dan Peran Membangun Kompetensi Literasi Kritis ini berpendapat bahwa fenomena pembelajaran bahasa dewasa ini yang fokus pada pembelajaran empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis) akan menghilangkan fungsi bahasa sebagai instrument berpikir mahasiswa dalam membangun literasi kritis melalui aktivitas membangun pengetahuan, menyusun sendiri model teks, menyusun teks secara bersama, dan menciptakan teks sendiri.

0 Komentar